Apakah Ular Memiliki Telinga

Ilustrasi: Pixabay.com/Kapa65

Ilustrasi: Pixabay.com/Kapa65

Sainskita.com - Ular merupakan hewan yang unik. Dengan tubuh tanpa kaki, makhluk Tuhan yang satu ini memiliki kemampuan untuk melahap mangsanya secara utuh.

Dalam berburu mangsa, sebagian besar ular mengandalkan indra penciuman. Meski demikian, mereka juga menggunakan penglihatan dan suara. Namun, apakah ular punya telinga?

Sara Ruane, seorang herpetologis di Rutgers University di New Jersey, mengatakan jawabannya "ya dan tidak".

Seperti banyak reptil, ular tidak memiliki struktur telinga luar. Namun, ular memiliki tulang telinga di bagian kepala yang mereka gunakan untuk mendengar.

"Ketika Anda berpikir tentang hewan, apakah itu anjing atau kelinci jack, mereka mendengar suara ke arah yang berbeda dan menggeser telinga luarnya untuk menangkap suara itu dengan lebih baik jika itu terjadi lagi," kata Ruane seperti dilansir Live Sience, Rabu (12/5/2021).

"Telinga bagian dalam adalah bagian di mana mur dan baut pendengaran yang sebenarnya terjadi," jelasnya lagi. Nah, ular hanya memiliki bagian mur dan baut di telinga.

Telinga biasanya terdiri dari tiga bagian utama. Telinga luar memfokuskan suara pada gendang telinga, yang memisahkan telinga luar dari telinga tengah. Telinga tengah berisi tiga tulang yang mengirimkan suara dari gendang telinga ke telinga bagian dalam melalui getaran. Telinga bagian dalam mengubah getaran ini menjadi impuls saraf yang berjalan ke otak.

Ular tidak memiliki telinga luar dan telinga tengah, menurut sebuah studi tahun 2012 di Journal of Experimental Biology.

Namun, ular memiliki satu tulang telinga tengah yang menghubungkan telinga bagian dalam ke rahang. Hal ini memungkinkan ular mendengar getaran, seperti pemangsa yang merayap lebih dekat di dasar hutan. Namun, mereka tidak mahir mendengar suara yang dikirim melalui udara.

Karena penyetelan telinga ini, ular hanya mendengar pada rentang frekuensi yang sempit. Mereka dapat mendengar frekuensi rendah tetapi bukan frekuensi tinggi, karena suara tersebut sebagian besar dipancarkan melalui udara.

Misalnya, ular sanca raja paling baik dalam mendengar frekuensi antara 80 dan 160 Hertz, menurut penelitian tahun 2012. Sebagai perbandingan, rentang frekuensi manusia normal adalah 20 Hz hingga 20.000 Hertz.

"Jika Anda berenang dan pergi ke bawah air, dan seseorang yang berdiri di dekat kolam berteriak kepada Anda, Anda akan mendengar mereka," ungkap Ruane. "Anda mungkin tidak dapat melihat detailnya ... Itulah yang didengar ular pada frekuensi yang lebih tinggi."

Rentang pendengaran yang sempit ini bukanlah masalah bagi ular, sebagian karena mereka tidak menggunakan vokalisasi untuk berkomunikasi satu sama lain.

Suara yang mereka buat, seperti mendesis atau menggeram, berada pada frekuensi yang lebih tinggi daripada yang mereka dengar dan mungkin ditujukan untuk predator burung dan mamalia.

Alasan yang lebih besar mengapa ular tidak membutuhkan pendengaran yang sensitif adalah karena mereka mengandalkan indera lain. Indra penciuman mereka sangat berguna.

"Ular menjentikkan lidah mereka, mengambil semua molekul bau yang ada di udara di sekitarnya, membawanya kembali ke organ khusus yang mereka miliki untuk memprosesnya, dan ke otak mereka," tukas Ruane kepada Live Science. [far]

 

Baca Juga

Harimau Sumatera
2 Harimau Sumatera di Ragunan Positif COVID-19
Virus Monyet B
Seorang Dokter Hewan di China Meninggal karena Terjangkit Virus Monyet B
Selamat! 8 Anak Tikus Lahir Sehat di Luar Angkasa dari Sperma yang Dibekukan Selama 6 Tahun
Selamat! 8 Anak Tikus Lahir Sehat di Luar Angkasa dari Sperma yang Dibekukan Selama 6 Tahun
Nyamuk Terinfeksi Wolbachia Disebar di Yogyakarta, Hasilnya Kasus Demam Berdarah Turun 77 Persen
Nyamuk Terinfeksi Wolbachia Disebar di Yogyakarta, Hasilnya Kasus Demam Berdarah Turun 77 Persen
Ilustrasi: Canva.com/joebelanger
Terungkap! Hiu Gunakan Medan Magnet Bumi seperti GPS untuk Bernavigasi di Lautan
Ilustrasi: Pixabay.com/Free-Photos
Bagaimana Cara Menghitung Massa Sebuah Bintang di Langit