Sainskita.com - Apa yang kamu pikirkan ketika menyembelih ikan sebelum digoreng? Adakah dia merasakan sakit ketika leher dan tubuhnya dipotong-potong dengan pisau?
Cerita sedikit, saya pernah disuruh sepupu saya membeli beberapa kilogram ikan di pasar. Sang penjual mengambil ikan yang masih hidup dari akurium lalu memindahkannya ke atas meja potong.
Yang membuat saya bergidik ngeri dan merasa sedih adalah sang penjual membunuh ikan tersebut dengan memukul bagian kepalanya dengan balok kayu.
Pertanyaan yang muncul, apakah ikan itu merasakan sakit saat dirinya diperlakukan seperti itu? Bukankah ikan merasa tersiksa jika dimatikan dengan cara kayak itu?
Adalah Matt Parker, seorang Dosen Senior dalam Neurosains dan Psikofarmakologi, Universitas Portsmouth, Inggris. Dia menyatakan makhluk Tuhan yang satu ini ternyata lebih kompleks daripada yang kita kira.
Para ilmuwan telah melakukan eksperimen soal neurobiologi, kehidupan sosial, dan kemampuan mental ikan. Terungkap bahwa ikan juga memiliki sejumlah kemampuan yang sama layaknya manusia.
Berikut penjelasannya.
Ikan merasakan sakit
Pada 2003, ahli biologi Victoria Braithwaite dan Lynne Sneddon dari Universitas Edinburgh dan Institut Roslin, memberi asam pada bibir ikan trout. Ikan menunjukkan respons nyeri klasik, yaitu menjauh, menggosok bibir mereka di dasar tangki, dan meningkatkan pernapasan mereka.
Respons tersebut akan hilang sama sekali setelah ikan diberi obat penghilang rasa sakit.
Matt Parker menjelaskan beberapa peneliti mungkin menganggap rasa sakit ikan berbeda dengan rasa sakit yang dialami manusia. Ikan tidak merasakan pengalaman emosional ketika mengalami peristiwa fisik.
Hal ini karena, menurut mereka, ikan kekurangan bagian otak, yang pada manusia dan vertebrata tingkat tinggi lainnya, dikaitkan dengan pengalaman mental rasa sakit.
Tapi, kata Matt Parker, argumen tersebut tidak lagi meyakinkan. Puluhan tahun kerja menunjukkan segala macam bentuk, ukuran, dan organisasi otak ada di alam, dan bahwa banyak perilaku kompleks muncul pada hewan yang tidak memiliki struktur otak yang telah dikaitkan, pada manusia dan primata lain, dengan proses yang lebih tinggi ini.
"Ikan bisa memiliki pengalaman dunia yang lebih canggih daripada yang kita bayangkan, meskipun menggunakan otak yang sangat berbeda dengan otak kita," ujarnya seperti dilansir dari theconversation.com, Rabu (12/5/2021).
Ikan kehilangan ingatannya seiring bertambah usia
Seiring bertambahnya usia, ingatan manusia menurun. Pada manusia, memori kerja, yakni proses mental yang digunakan untuk melakukan tugas sehari-hari, menurun seiring bertambahnya usia.
"Rekan saya dan saya menemukan sesuatu yang serupa ketika kami mengamati ikan zebra pada usia enam dan 24 bulan berenang di labirin berbentuk Y," ungkap Matt Parker.
Mereka menemukan ikan yang lebih tua kesulitan untuk melewati labirin dibandingkan dengan ikan yang lebih muda.
"Terlebih lagi, saat kami merancang versi virtual tugas untuk manusia, kami menemukan bahwa orang berusia 70-an menunjukkan defisit yang sama persis dengan ikan," terangnya.
Ikan mampu mengingat teman-temannya
Ikan merupakan hewan sosial. Mereka dapat menyelaraskan perilakunya sehingga setiap individu mencerminkan gerakan tetangganya, dan kelompok tersebut tampak bergerak sebagai satu kesatuan.
Setiap ikan juga dapat mengenali ikan lain dari kelompoknya sendiri, biasanya dari baunya.
Ikan muda lebih menyukai kerabatnya sendiri, tetapi seiring bertambahnya usia, ikan betina dewasa lebih memilih betina yang sudah dikenal dan jantan yang tidak dikenal. Ini pada akhirnya membantu mencegah perkawinan sedarah.
"Ikan mempertahankan ingatan ini selama 24 jam, lebih memilih untuk mendekati ikan baru daripada yang terakhir mereka habiskan bersama. Ini menunjukkan bahwa ingatan sosial mereka kuat," kata Matt Parker.
Ikan bisa jadi tidak sabar
"Di lab saya, kami tertarik pada sesuatu yang disebut kontrol impuls. Ini adalah kemampuan seseorang untuk merencanakan perilakunya dan menunggu waktu terbaik untuk melakukannya," ujarnya.
Kontrol impuls yang buruk, tutur Matt Parker, adalah sifat yang terlihat pada orang dengan berbagai kondisi kejiwaan, termasuk gangguan hiperaktif defisit perhatian, kecanduan, atau gangguan obsesif kompulsif.
Dalam melakukan penelitian ini, dia dan rekan-rekannya melatih ikan zebra selama beberapa minggu dalam serangkaian uji coba menggunakan tangki yang dibuat khusus.
Dalam setiap percobaan, ikan harus menunggu lampu menyala di ujung tangki yang berlawanan sebelum mereka bisa berenang ke sebuah ruangan untuk mengambil makanan.
Jika mereka berenang lebih awal, mereka kecewa karena tidak ada makanan, dan harus mulai dari awal lagi.
"Kami melihat variasi yang sangat besar dalam kemampuan atau keinginan mereka untuk menunggu. Beberapa ikan sangat tidak sabar, sementara yang lain tidak keberatan menunggu. Kami bahkan menemukan bahwa obat yang digunakan untuk mengobati ADHD juga membuat ketidaksabaran ikan," sebutnya.
Nah, bagaimana? Dari penjelasan tadi sudah jelas bukan bahwa ikan juga memiliki kemampuan yang sama seperti manusia. Jadi, mulai sekarang kita harus berhenti menganggap ikan adalah makhluk yang tidak merasakan sakit dan sebagainya. [far]