Pengertian sains pada anak usia dini adalah mendorong anak-anak untuk menjelajahi lingkungannya dan merefleksikan pengamatan dan penemuannya. Sains adalah proses aktif dari sebuah penyelidikan dan penelitian, tidak sekedar pengumpulan data (Dodge dan Colker, 1992: 51), observasi, dan eksperimen.
Sedangkan menurut Carin dan Sund (1989: 4), sains merupakan sistem tentang pengetahuan alam semesta yang diperoleh melalui pengumpulan data dan sains menggunakan seluruh panca indera anak untuk mengamati sesuatu yang ada di sekitarnya dengan cara menyentuh dengan penglihatannya, dengan penciumannya, pendengarannya dan anak akan menemukan suatu hubungan sebab dan akibat.
Pada dasarnya setiap anak mempunyai jiwa sains. Hal ini terbukti dari jiwa dasar anak seperti senang mengamati, senang bertanya, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, dan senang mencoba hal-hal yang baru. Oleh karena itu, sains pada anak usia dini dapat dimulai dari memperkenalkan lingkungan alam dengan melibatkan lingkungan untuk memperkaya pengalaman anak.
Anak akan belajar bereksperimen, bereksplorasi, dan menginvestigasi lingkungan sekitarnya sehingga anak mampu membangun suatu pengetahuan yang nantinya dapat digunakan pada masa dewasanya.
Tujuan sains pada anak usia dini yaitu mempersiapkan anak-anak yang dengan pengalaman yang dapat membantu mereka menjadi terpelajar dalam saintifik, memiliki sikap ilmiah, membangun pengetahuan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang alami, memiliki kemampuan memecahkan masalah, mengembangkan sikap mental pada anak dan belajar bertanggung jawab terhadap apa yang dipelajari anak.
Peran Orang Tua dalam Pembelajaran Sains
Selama masa pandemi yang melanda indonesia yang sudah satu tahun lebih dimulai sejak Maret 2020 dengan penyebaran Covid-19, pemerintah menerapkan Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020 menanggapi wabah ini dengan melakukan berbagai tindakan darurat termasuk instansi pemerintahan melakukan Work from Home bagi pegawai pemerintahan atau pun pegawai swasta sehingga menerapkan kebijakan tersebut termasuk dalam bidang pendidikan.
Bahkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan surat Edaran Nomor 2 tahun 2020 tentang Pencegahan dan Penanganan Covid-19 di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Serta Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan Penyakit Virus Corona Covid-19 di unit pendidikan, yang dari imbauan tersebut disebutkan bahwa pengalihan setiap kegiatan pembelajaran dari sekolah ke rumah bagi siswa PAUD hingga universitas.
Kebijakan pemerintah dalam perpindahan kegiatan belajar dari sekolah ke rumah berimplikasi pada perubahan model pembelajaran dari tatap muka/luring menjadi daring/online. Dengan memanfaatkan aplikasi Whatsapp, Zoom, Google Classroom, Google Meet, dan fasilitas lainnya. Dengan demikian, guru dan orang tua harus berkolaborasi agar pembelajaran serta merta dapat berjalan dengan baik dan orang tua memberikan mendukung kepada anak agar anak dapat nyaman belajar di rumah.
Peran orang tua sangat diharapkan dalam kondisi seperti saat sekarang ini terutama dalam memberikan perhatian kepada anak tidak hanya dalam belajar berhitung, membaca dan menulis saja tetapi juga orang tua harus dapat memberikan stimulasi pembelajaran lainnya seperti pembelajaran Sains yang terdekat dengan anak.
Pengalaman sains yang menarik yang diberikan memungkinkan untuk pengembangan berfikir ilmiah pada anak. Pembelajaran sains yang diberikan kepada anak usia dini tidak sama hal dengan tingkat SD, SMP maupun SMA. Pembelajaran sains pada anak usia dini merupakan serangkaian pengetahuan sederhana yang tidak rumit.
Menurut Worms, Shadow, dan Whirlpools, dalam Haverson (2007), pentingnya pembelajaran sains pada anak usia dini memupuk rasa percaya diri pada lingkungannya, memberikan pengalaman penting secara langsung pada anak, mengembangkan konsep dasar pengetahuan alam, meningkatkan kemampuan mengamati dan mendapatkan kesempatan untuk bereksplorasi.
Ada pun beberapa pembelajaran sains anak usia dini yang dapat diberikan orang tua di rumah seperti percampuran warna, proses pertumbuhan tanaman, perkembangbiakan binatang, mengenal bentuk benda, mengenal benda cair misalnya percobaan sifat-sifat air, percobaan benda terapung dan tenggelam, benda larut dan tidak larut,bermain magnet, bermain kaca pembesar, eksperimen pelangi, eksperimen gunung meletus dan lainnya.
Untuk membantu segala aktivitas sains anak di rumah, orang tua juga mempersiapkan segala alat dan bahan yang diperlukan untuk pembelajaran anak.
Alat dan bahan yang diperlukan juga tidak terlalu rumit orang tua dapat memanfaatkan barang-barang yang ada seperti contohnya dalam kegiatan sains tentang perkembangbiakan binatang air seperti ikan. Orang tua dapat menggunakan ikan yang sebelumnya yang ingin ia masak untuk digunakannya sebentar untuk pembelajaran anak.
Dari aktivitas mengamati ikan anak dapat mengidentifikasi apa itu ikan? Bagaimana ikan bisa berenang? apa saja makanan ikan? anak juga mengetahui bagaimana cara perkembangbiakan ikan? dan anak menjelaskan apa fungsi organ ikan. Orang tua dapat menanyakan pertanyaan penting yang mendorong anak untuk bertanya, di sana lah anak mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diutarakan oleh orang tua.
Penting juga untuk mengajukan pertanyaan yang dapat mengeluarkan ide-ide anak dan mendengarkan jawaban dari anak. Dengan jawaban-jawaban anak tersebut orang tua dapat memberikan penguatan dari setiap apa yang diutarakannya.
Dari pembelajaran sains di rumah orang.tua memberikan pengalaman belajar yang aman, nyaman dan menarik sehingga, rumah dijadikan salah satu tempat yang tepat bagi orang tua untuk memulai pembelajaran sains awal bersama anak. (*)
Penulis: Sri Wahyunengsi, S.Pd
Guru TK Kartika 1-63 Air Tawar Kota Padang