Sainskita.com - Para pria sepertinya perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap virus SARS-CoV-2, virus di balik Covid-19. Virus ini ternyata dapat tinggal di dalam penis.
Hal tersebut terungkap berdasarkan hasil penelitian yang diterbitkan di World Journal of Men's Health.
Dilansir dari IFL Science, Minggu (16/5/2021), para ilmuwan di Fakultas Kedokteran Universitas Miami Miller menjelaskan bagaimana virus Covid-19 dapat ditemukan di jaringan penis lama setelah infeksi awal sembuh.
Peneliti menyakini ini berpotensi berkontribusi pada masalah ereksi yang dialami pria.
Di dalam melakukakan penelitian tersebut, para peneliti mengumpulkan jaringan penis dari empat pasien yang menjalani operasi prostesis penis karena disfungsi ereksi yang parah.
Rinciannya, dua orang tidak memiliki riwayat Covid-19, sedangkan satu orang sebelumnya mengalami infeksi ringan, dan yang lainnya dirawat di rumah sakit karena terinfeksi Covid-19.
Kedua pria yang terinfeksi melaporkan mengalami "fungsi ereksi normal" tanpa menggunakan obat-obatan sebelum mereka terinfeksi Covid-19.
SARS-CoV-2 ditemukan di dalam jaringan penis kedua pria yang pernah mengalami Covid-19 itu, tetapi tidak pada mereka yang tidak terinfeksi.
Menurut peneliti, ini merupakan sesuatu yang sangat luar biasa karena para pria itu terjangkit Covid-19 setidaknya enam bulan sebelumnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa virus telah bertahan di penis selama ini.
Diketahui, SARS-CoV-2 dapat menyerang pembuluh darah dan menyebabkan kerusakan pada sistem pembuluh darah di banyak organ tubuh.
Ini juga tampaknya berlaku untuk pembuluh darah yang dapat ditemukan di jaringan ereksi penis.
Untuk mendapatkan pengerasan, darah mengalir ke jaringan ereksi spons, yang disebut corpus cavernosum, di tengah penis, menyebabkannya menjadi kaku dan keras seperti balon yang terisi udara.
Dalam studi ini, para peneliti mencatat pria yang terinfeksi telah menunjukkan bukti kerusakan pada lapisan pembuluh darah kecil di jaringan penis, tetapi pria yang bebas virus tidak.
Berdasarkan semua pengamatan ini, peneliti berpendapat Covid-19 dan kerusakan pembuluh darah di penis dapat menyebabkan disfungsi ereksi pada beberapa pasien.
Juga dikemukakan bahwa memburuknya disfungsi ereksi mungkin disebabkan oleh keberadaan virus di jaringan penis.
Peneliti mengingatkan penelitian ini hanya dianggap sebagai studi percontohan dan hanya menampilkan ukuran sampel dalam jumlah yang sangat kecil. Jadi, temuan ini harus diambil dengan hati-hati.
“Penelitian kami menunjukkan bahwa Covid-19 dapat menyebabkan disfungsi endotel yang meluas di sistem organ di luar paru-paru dan ginjal. Disfungsi endotel yang mendasari yang terjadi karena Covid-19 dapat memasuki sel endotel dan mempengaruhi banyak organ, termasuk penis," ujar Ranjith Ramasamy yang merupakan penulis dalam penelitian tersebut.
"Ini menunjukkan bahwa pria yang terinfeksi Covid-19 harus menyadari bahwa disfungsi ereksi bisa menjadi efek buruk dari virus, dan mereka harus pergi ke dokter jika mereka mengalami gejala disfungsi ereksi," imbuhnya. [far]