Sainskita.com - Rotasi Bumi melambat secara bertahap. Hal ini terjadi sejak pembentukannya sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu. Akibatnya hari-hari pun semakin lama.
Berdasarkan catatan fosil, hari memiliki waktu 18 jam pada 1,4 miliar tahun yang lalu. Sedangkan lama waktu pada hari ini setengah jam lebih pendek dibandingkan satu hari pada 70 juta tahun yang lalu.
Nah, berdasarkan hasil penelitian terbaru, terungkap bahwa perpanjangan hari tersebut berpengaruh terhadap peristiwa oksigenisasi atmosfer Bumi.
"Sebuah pertanyaan abadi dalam ilmu Bumi adalah bagaimana atmosfer Bumi mendapatkan oksigennya, dan faktor-faktor apa yang dikendalikan ketika oksigenasi ini terjadi," kata ahli mikrobiologi Gregory Dick dari University of Michigan, dilansir dari ScienceAlert, Selasa (3/8/2021).
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa perlambatan rotasi Bumi memiliki efek penting pada pola dan waktu oksigenasi Bumi.
Dijelaskan, Bumi berputar melambat karena Bulan memberikan tarikan gravitasi yang menyebabkan perlambatan rotasi karena Bulan secara bertahap menarik diri.
Secara khusus, ganggang biru-hijau (atau cyanobacteria) yang muncul dan berkembang biak sekitar 2,4 miliar tahun yang lalu akan mampu menghasilkan lebih banyak oksigen sebagai produk sampingan metabolisme.
Ketika cyanobacteria muncul dalam jumlah besar, atmosfer Bumi pun mengalami peningkatan oksigen yang tajam dan signifikan. Peristiwa ini dikenal dengan Peristiwa Oksidasi Hebat.
Memang, masih banyak yang tidak kita ketahui tentang peristiwa ini, termasuk pertanyaan seperti mengapa hal itu terjadi dan mengapa terjadi bukan pada waktu yang lebih awal dalam sejarah Bumi.
Butuh ilmuwan yang bekerja dengan mikroba cyanobacteria untuk menghubungkan kaitan-kaitan tersebut. Di Lubang Tenggelam Pulau Tengah di Danau Huron, tikar mikroba dapat ditemukan yang dianggap sebagai analog dari cyanobacteria yang bertanggung-jawab atas Peristiwa Oksidasi Hebat.